Ketika pengumuman kelulusan siswa sekolah, khususnya untuk SMP dan SMA pada tahun kemarin (tepatnya tahun ajaran 2009/2010), tentu sangat digegerkan dengan angka kelulusan yang sangat miris dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Terlebih di Yogyakarta, kota yang terkenal dengan julukan “Kota Pelajar” ini bahkan mengalami tingkat ketidak lulusan tertinggi dibanding provinsi-provinsi lain di Jawa. Jumlah siswa tingkat SMA di DIY yang tidak lulus mencapai 23,70 persen atau 4.623 siswa dari total 19.505 siswa. Jumlah ini meningkat tajam jika dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 6,06 persen atau 1.241siswa dari total 20.385 siswa. Dari seluruh sekolah SMA yang ada di DIY, hanya empat SMA yang siswanya lulus 100 persen, yakni, SMAN I Bantul (215 siswa), SMAN I Sleman (215 siswa), SMA Mandala Bhakti Sleman (8 siswa), dan SMA Sulaiman Sleman (20 siswa).
Introspeksi dan evaluasi pun langsung digalakkan mengenai tingkat kegagalan yang begitu tinggi, mulai dari kurikulum yang ada, tingkat kesiapan baik itu siswa, guru, maupun sekolah itu sendiri, uji tingkat kesulitan soal UAN, bahkan sampai adanya indikasi tentang merebaknya berbagai “Kunci Jawaban” yang bisa didapat dengan mudah, walaupun tingkat keakuratannya tidak bisa dijamin, dan bahkan bisa dikatakan menyesatkan.
"Saya rasa mereka yang tidak lulus ini kurang percaya diri dalam mengerjakan soal. Meskipun siswa pintar, jika saat mengerjakan UN kurang percaya diri, bisa buyar," itulah kata yang terlontar dari Kepala Disdikpora DIY Prof Suwarsih Madya, beberapa pekan lalu setelah melihat hasil belajar yang sangat mengejutkan ini.
Bercermin dari pengalaman yang ada, ada baiknya kita sebagai seorang siswa hendaknya mempersiapkan sejak dini dalam belajar, dan hendaknya memperbaiki cara belajar agar lebih efektif dan efisien.
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi kesuksesan dalam belajar, diantaranya:
1. Niat
Walaupun kelihatan remeh, tetapi sebenarnya inilah tolak ukur dari awal perjuangan kita dalam belajar. Kadang orang menyepelekan sesuatu yang sangat sederhana dan utama ini. Niat sangat besar perannya dalam mempengaruhi sukses tidaknya kita belajar. Niatkan bahwa kita belajar semata-mata untuk menuntut ilmu juga mendapatkan pengetahuan darinya, sehingga ilmu tersebut bisa bermanfaat baik bagi kita maupun orang lain.
Mulailah dengan membaca doa, InsyaAllah kita akan konsentrasi dalam belajar.
2. Lingkungan Belajar
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar diantaranya : orang tua, guru dan teman, walaupun tentu saja kecerdasan kita sendiri sangat mempengaruhi kesuksesan dalam belajar. Namun karena hal tersebut adanya di dalam dan bukan faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor lingkungan sekitar.
Peran orang tua dan guru sangat penting dalam pendidikan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengembangkan sikap yang independen dan kreatif dalam proses belajar dan bukan hasil instan yang hanya berhasil bila ada pengawasan dari orang tua atau guru.
Dan faktor lain yang perlu diperhatikan adalah dengan siapa kita bergaul. Carilah teman yang bisa memotivasi kita untuk bersaing dalam menuntut ilmu.
3. Sarana Belajar
Buku-buku yang berkualitas di rumah, di perpustakaan sekolah, turut berperan dalam kesuksesan belajar kita terutama dalam pengembangan minat membaca.
Suasana tempat belajar juga akan sangat mempengaruhi kenyamanan kita dalam belajar. Oleh karena itu ciptakan ruang belajar yang nyaman dan membuat kita kerasan, cukup tersinari dari cahaya, juga jauhkan benda-benda menarik yang ada di sekitar tempat belajar (Hl tersebut berpotensi untuk mengalihkan kita dari belajar).
Hal lain yang cukup penting dalam proses belajar pada era teknologi ini adalah komputer dan koneksi internet. Begitu banyak informasi berkualitas yang gratis yang tersedia di internet yang dapat kita manfaatkan.
4. Cara Belajar
Cara belajar yang benar adalah dengan mempelajari bahan pelajaran secara bertahap, sedikit demi sedikit. Setiap kita memperoleh pelajaran maka jangan ditunda-tunda untuk mempelajarinya. Pada umumnya kita masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.
Salah satu teknik membaca yang perlu diketahui adalah teknik membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indek, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut.
Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.
5. Mapping (Pemetaan Jadwal Belajar)
Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Sehebat-hebatnya hasil yang dicapai oleh orang yang tidak punya rencana, merupakan serendah-rendahnya hasil yang dicapai orang yang mempunyai rencana.”
Mumpung, ini diawal semester, mulailah untuk mengkonsep/memetakan dari sekarang untuk kegiatan belajar satu semester kedepan, apa saja yang harus dipelajari, kapan, dan berapa bab/halaman yang harus diselesaikan tiap harinya, dengan waktu belajar yang kita punyai.
Sebelumnya, kita harus membuat perjanjian dengan kita sendiri, untuk membuat jadwal belajar harian yang rutin dan harus konsekuen. Misal, katakanlah tiap hari kita harus belajar 1 jam (di luar jam sekolah).
Sebagai gambaran: dalam satu semester ada 6 bulan, dan jadwal belajar tiap hari 1 jam, berarti dalam satu semester kita mempunyai waktu belajar (1 jam x 30 hari x 6 bulan= ada 180 jam)
Kemudian, dalam satu semester kita mempunyai 10 mata pelajaran yang harus dikuasai, dengan catatan misal 5 mata pelajaran berbobot berat (menurut kita), dan 5 mata pelajaran yang lain berbobot sedang. Dan tiap mata pelajaran misal mempunyai jumlah bab tiap semesternya ada 4 bab.berarti dalam satu semester kita harus menguasai jumlah bab (10 mapel x 4 bab= 40 bab).
Waktu yang kita miliki adalah 180 jam dan bab yang harus kita kuasai ada 40 bab, berarti jatah tiap bab yang harus kita pelajari dalam 1 semester ada (180 jam : 40 bab= 4,5 jam).
Hal ini berarti satu bab harus dapat kita pelajari dan kuasai dalam waktu 4 hari/empat kali pertemuan. Akan tetapi kadang ada bab-bab yang memang sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama, maka ambillah waktu dari pelajaran yang kita anggap mudah (misal katakanlah dalam waktu 2 jam/ kita sudah bisa menguasai bab tersebut) untuk diberikan kepada bab yang kita anggap susah, sehingga target belajar kita pun akan terpenuhi.
Nah, mulailah untuk merancang dan menghitung dari sekarang rencana yang akan kita lakukan selama satu semester ke depan, sehingga tidak ada kata “TIDAK SIAP” juika kita sudah menyiapkannya sejak dini.
“Orang yang hebat adalah orang yang bisa mengetahui langkah apa yang akan dilakukannya, tidak hanya untuk hari ini, tetapi untuk beberapa waktu ke depan.”
Semoga bisa bermanfaat....
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar